-->

Wednesday, December 19, 2018

Hanyalah Allah Yang Memiliki Sifat Sempurna Sedangkan Manusia Hanya Berusaha Untuk Menjadi Sempurna.


Sahabat,  tentu kita pernah terkagum-kagum dengan keadaan teman kita yang hidupnya serba ada lewat postingan di sosial media. Jangan terburu-buru menyimpulkan kalau hidup mereka sempurna dan bahagia sahabat. Foto selfie kita saja bisa dibuat dramatis dan lebih indah dengan beragam filter apalagi foto kehidupan seseorang.
Instagram @indonesiabertauhidku
Tidak Perlu Merasa Terperangah Dengan Kebahagiaan Orang Yang  Tampak Sukses Di Sosial Media Karena Bagaimanapun Manusia Tempatnya Kurang Dan Tidak Sempurna.

Manusia merupakan makhluk yang banyak kekurangan .Ibarat puzzle hidup yang tersusun, pribadi manusia berkembang untuk mencapai yang namanya bahagia yang sempurna. Sebagian orang menggambarkan sempurna dengan wajah menawan, cerdas, hidup mapan, keluarga utuh, pasangan sempurna, anak yang soleh, pekerjaan lancar, sehat, berakhlak mulia, saat berpulang husnul Khotimah. Namun, kenyataannya hidup manusia tidak selancar yang dikehendakinya. Banyak diantara  teman-teman yang kita jumpai mempunyai banyak harta, anak orang terpandang namun kesepian, jarang berkumpul dengan keluarga, terjerumus pergaulan yang tidak sehat, akhirnya berujung hidup dalam kenestapaan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah, Sahabat. Maka mendekatlah ke Allah dengan selalu beribadah dan meyebut  namanya. Insya Allah hati terasa damai dan tentram sehingga rasa syukur, sabar dan cukup dengan yang kita miliki akan muncul dengan sendirinya.



Rezeki Bukan Hanya Gaji Atau Kemapanan Ekonomi Semata Melainkan Sesuatu Yang Dapat Kita Nikmati Dengan Leluasa Tanpa Beban.

Tentu kita pernah melihat banyak wanita cantik yang bertubuh indah, lelaki berbadan six pack. Namun, tidak leluasa menikmati makanan yang disantap pada umumnya karena mengikuti serangkaian diet ketat untuk menjaga performanya. Kita juga sering menemukan orang yang berlimpah harta namun tidak bisa menikmati enaknya daging, lezatnya nasi, atau gurihnya kacang karena kolesterol, asam urat dan sederet penyakit lainnya. Di sini kita bisa melihat bahwa rejeki bukanlah gaji, bukanlah yang bisa kita beli namun rasa nikmat  merasakan sesuatu dengan tanpa beban.

Nikmatilah Yang Sudah Kita Dapatkan Diikuti Dengan Kedekatan Dan Rasa Syukur Kepada Allah Ta’ala, Insya Allah Kebahagiaan Manusia Yang Hakiki Akan Kita Rasakan.

Sahabat, menikmati bahagia bukanlah yang sebebas-bebas dan sesuka hati manusia. Namun, melibatkan Allah dalam kehidupan dan selalu bersyukur, itulah nikmat yang sesungguhnya. Niscaya, dengan mengingat Allah saat mendapatkan nikmat, ketentraman hidup akan tercapai.