-->

Sunday, December 23, 2018

Katakanlah Sejujurnya, Walaupun Terasa Menyakitkan


Sahabat, banyak ungkapan di kalangan umum bahwa jujur hancur, sehingga beberapa orang membenarkan adanya tindak kebohongan demi alasan untuk tidak menyakiti hati seseorang. Namun sebenarnya kebohongan adalah salah satu bentuk pengkhianatan karena kebohongan diciptakan untuk melindungi dirinya sendiri dari amarah seseorang. Dimana orang tersebut  akan mengganggu rahasia kesenangannya yang dipandang khalayak umum tidak baik. Satu ketidak jujuran akan diikuti ketidakjujuran yang lain kemudian di sinilah setan mengambil peran untuk membuat seseorang menutupi kebenaran demi kebenaran. Kebanyakan orang akan merasa khawatir dimarahi, dicibir, direndahkan bila berkata jujur namun sebenarnya walau diawalnya menyebabkan pertikaian akhirnya akan ada solusi yang disepakati bila sebuah permasalahan dibicirakan dengan sejujurnya.

Cinta Allah terpatri kepada insan yang mempunyai pribadi yang jujur dan santun.
Pribadi yang jujur selalu dapat dipercaya maka dari itu Allah selalu meridhoi setiap langkah orang-orang yang jujur. Segala urusannya akan dipermudah, langkahnya akan diperingan, dan segala masalahnya akan teratasi dengan damai bila seseorang berperilaku jujur dibarengi dengan sikap santun dan tidak mencela. Misalnya saja sahabat berpendapat tentang sesuatu, alangkah baiknya bila diungkapkan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya namun dibarengi bahasa yang santun dan tidak menjatuhkan lawan bicaranya.



Kejujuran menumbuhkan rasa damai dan tenang di dalam qalbu.
Pribadi yang jujur dan apa adanya selalu menciptakan kedamaian dan ketenangan bagi orang lain. seseorang akan merasa nyaman dan aman bersamanya. Tidak ada rasa khawatir dan kegelisahan dalam menjalani sebuah hubungan entah itu sebagai teman, rekan kerja, atau seseorang yang spesial. Sementara bagi dirinya sendiri, orang yang berperilaku jujur akan mendapatkan ketenang diri pula karena dirinya percaya bahwa orang yang membohongi orang lain sama saja dengan membohongi dirinya sendiri.  Dengan demikian hubungan yang indah dan kondusif akan tercipta.

Siapa yang menanam dialah yang menuai, siapa yang jujur akan dipertemukan oleh Allah dengan orang yang jujur pula.
Belakangan ini, sikap jujur menjadi hal yang langka. Tak jarang seseorang pura-pura mencintai pasangannya karena harta, pura-pura baik bila ingin mendapatkan pangkat dan jabatan, pura-pura setia padahal mendua, dan lain-lain. Padahal, hukum sebab akibat sejatinya memang nyata adanya. seseorang yang jujur akan dibalas sikap jujur pula oleh orang lain.  Siapa yang menanam dialah yang menuai, siapa yang  jujur maka Insya Allah, akan dipertemukan oleh Allah orang-orang yang jujur pula.