Sahabat, banyak ungkapan
di kalangan umum bahwa jujur hancur, sehingga beberapa orang membenarkan adanya
tindak kebohongan demi alasan untuk tidak menyakiti hati seseorang. Namun
sebenarnya kebohongan adalah salah satu bentuk pengkhianatan karena kebohongan
diciptakan untuk melindungi dirinya sendiri dari amarah seseorang. Dimana orang
tersebut akan mengganggu rahasia kesenangannya
yang dipandang khalayak umum tidak baik. Satu
ketidak jujuran akan diikuti ketidakjujuran yang lain kemudian di sinilah setan
mengambil peran untuk membuat seseorang menutupi kebenaran demi kebenaran.
Kebanyakan orang akan merasa khawatir dimarahi, dicibir, direndahkan bila
berkata jujur namun sebenarnya walau diawalnya menyebabkan pertikaian akhirnya akan
ada solusi yang disepakati bila sebuah permasalahan dibicirakan dengan
sejujurnya.
Cinta Allah terpatri kepada insan yang mempunyai pribadi
yang jujur dan santun.
Pribadi yang jujur
selalu dapat dipercaya maka dari itu Allah selalu meridhoi setiap langkah
orang-orang yang jujur. Segala urusannya akan dipermudah, langkahnya akan
diperingan, dan segala masalahnya akan teratasi dengan damai bila seseorang
berperilaku jujur dibarengi dengan sikap santun dan tidak mencela. Misalnya
saja sahabat berpendapat tentang sesuatu, alangkah baiknya bila diungkapkan
sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya namun dibarengi bahasa yang santun dan
tidak menjatuhkan lawan bicaranya.
Kejujuran menumbuhkan rasa damai dan tenang di dalam qalbu.
Pribadi yang jujur dan
apa adanya selalu menciptakan kedamaian dan ketenangan bagi orang lain. seseorang
akan merasa nyaman dan aman bersamanya. Tidak ada rasa khawatir dan kegelisahan
dalam menjalani sebuah hubungan entah itu sebagai teman, rekan kerja, atau
seseorang yang spesial. Sementara bagi dirinya sendiri, orang yang berperilaku
jujur akan mendapatkan ketenang diri pula karena dirinya percaya bahwa orang
yang membohongi orang lain sama saja dengan membohongi dirinya sendiri. Dengan demikian hubungan yang indah dan
kondusif akan tercipta.
Siapa
yang menanam dialah yang menuai, siapa yang jujur akan dipertemukan oleh Allah
dengan orang yang jujur pula.
Belakangan ini, sikap
jujur menjadi hal yang langka. Tak jarang seseorang pura-pura mencintai pasangannya
karena harta, pura-pura baik bila ingin mendapatkan pangkat dan jabatan, pura-pura
setia padahal mendua, dan lain-lain. Padahal, hukum sebab akibat sejatinya
memang nyata adanya. seseorang yang jujur akan dibalas sikap jujur pula oleh
orang lain. Siapa yang menanam dialah yang
menuai, siapa yang jujur maka Insya
Allah, akan dipertemukan oleh Allah orang-orang yang jujur pula.